Sejarah liposuction (sedotlemak)
di dunia.
Perkembangan paling penting liposuction setelah penemuan oleh Fischer adalah ditemukannya anestesi (pembiusan) lokal oleh Jeffrey Klein,seorang dokter spesialis kulit Amerika yang membuktikan bahwa dengan mengurangi lidokain dan epinefrin (adrenalin) sampai 10-20 kali, cairan yang sangat encer adalah aman dan efektif . Perkembangan dari "tumescent anaesthesia" ini,membuat liposuction dapat dilakukan pada bagian tubuh yang lebih besar hanya menggunakan anestesi lokal tanpa bahaya keracunan (overdosis) lidokain. Timbulah suatu era baru dimana liposuction dapat dilakukan dengan cara berobat jalan (ambulatory) dimana pasien tetap sadar selama operasi. Beberapa dokter spesialis kulit- bedah membantu menyempurnakan " tumescent liposuction " dan membantu dan mengajarkan dokter seluruh dunia tentang teknik ini ke seluruh dunia.
Coleman
WP III, Lawrence N. Guest Editors.Special issue for Liposuction Dermatol.Surg
1997;23/12:1125
-------------------------------------------
Di Indonesia:
Sejarah
sedotlemak di Indonesia:
Di Indonesia ,
liposuction dilakukan sejak tahun 1980-an, tetapi dengan adanya 1 kasus fatal, liposuction menjadi menakutkan dan sangat tidak popular.
Tahun 1990, Dr Edwin Djuanda SpKK mengikuti kursus Liposuction di Graduate Hospital Philadelphia dibawah pimpinan Dr Julius Newmann yang diselenggarakan oleh American Academy of Cosmetic Surgery.
Bulan November
tahun 1990 ,Perdoski Pusat mengadakan kursus pertama KURSUS BEDAH KULIT NASIONAL
di RSPAD Gatot Subroto dengan pengajar antara lain Dr Lawrence Field, Prof
Marwali Harahap,dr IGAK Rata,dr Sjarif M.Wasitaatmadja, dr Edwin Djuanda (yang
baru mengikuti Kursus Liposuction di Graduate Hospital, Philadelphia). Dalam
kursus tersebut liposuction termasuk dalam salah satu topik yang
diajarkan baik teori maupun praktek.
Pada akhir tahun 1980-an/ awal 1990,reaksi
dari dunia medis Indonesia terhadap liposuction umumnya cenderung
melarang dan mencegah agar liposuction tidak dilakukan lagi karena
membahayakan jiwa pasien.
Hal ini tidak
mengherankan, karena dunia medis Indonesia masih belum mendapat informasi dan
belum percaya bahwa liposuction dapat dilakukan dengan bius lokal 100%.
Sekarang tumescent anesthesia dilakukan oleh hampir seluruh dokter
liposuction di seluruh dunia.
Diantara
tahun1990-2000 beberapa kali
Marwali Harahap mendatangkan para ahli bedah kulit
dunia untuk mengajarkan bedah kulit di Solo (Jawa Tengah) dan Jakarta (RS
Persahabatan). Bulan Maret 2000, Pierre Fournier memberikan kursus
liposuction di RS Persahabatan Jakarta. Bulan Maret 2002, kembali Lawrence
Field datang ke Indonesia untuk memberikan kursus liposuction di Cimahi/Bandung,
Padang dan Medan .
Pada tanggal 12 Februri 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia merampungkan HEALTH TECHNOLOGY ASSESSEMENT (H.T.A) mengenai LIPOSUCTION di Indonesia dan menarik kesimpulan bahwa liposuction yang dilakukan dalam bius lokal tumescent merupakan liposuction paling aman (banyak dilakukan oleh dokter spesialis Kulit), sedangkan untuk spesialis Bedah Plastik dilakukan dalam bius total (general anesthesia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar