Teknik Bedah Sedot Lemak Yang Aman
Edwin Djuanda
Jakarta, Indonesia
ABSTRAK:
Era Bedah Sedot Lemak (liposuction)
dimulai oleh Fischer& Fischer di tahun 1976. Pada perkembangannya, sumbangsih
dermatologis sangatlah besar terutama dengan ditemukannya teknik tumesen oleh
Dr.KLEIN di tahun 1987, yang membuat liposuction menjadi sangat aman,
dapat dilakukan dalam bius lokal 100% dan hasil lebih baik. Teknik teraman
liposuction saat ini adalah menggunakan teknik tumesen, kanula tumpul dan
membatasi cairan masuk dan jumlah lemak yang keluar.
Injeksi lemak (fat /lipo
transplant/injection) merupakan suatu skin filler yang alamiah,
aman, tidak alergi, banyak tersedia , tetapi tidak mudah digunakan karena
harus melakukan liposuction dulu, dengan hasil yang cukup baik asalkan
menggunakan prosedur atraumatis, dan bila perlu melakukannya beberapa kali.
Sejarah Bedah
Sedot Lemak (liposuction)
(1)
Ide untuk
mengambil lemak yang berlebihan pada bagian tubuh bukanlah merupakan hal yang
baru. Pada tahun 1921, CHARLES DUJARRIER dari Perancis, berusaha mengerok lemak
dari betis dan lutut seorang penari wanita, menggunakan kuret uterus. Terjadi
komplikasi serius, karena trauma pada arteri femoralis, dengan akibat kaki sang
penari harus di amputasi.
Tahun 1964,
SCHRUDDE mengambil lemak betis dengan menggunakan insisi kecil dan kuret dengan
akibat hematoma dan seroma. PITANGUY menyukai sayatan en bloc lemak dan
kulit untuk mengurangi timbunan lemak, tetapi bekas luka (skar) pada kulit yang
panjang membuat teknik ini tidak popular.
Era liposuction
modern dimulai setelah ayah dan anak ARPAD dan GIORGIO FISCHER dari Roma
membuat kanula tumpul berlubang yang dilengkapi dengan alat penyedot. Beberapa
kanula awalnya juga dilengkapi dengan pisau tajam. Publikasi Fischer dilakukan
pada tahun 1976. Mereka juga mengembangkan metoda kris-kros pada penyedotan.
Teknik ini memberikan hasil yang baik.
PIERRE FOURNIER
dari Paris, menunjukkan interes besar pada teknik sedot lemak dari Fischer.
Fournier merupakan pelopor teknik kering (dry technique) , yaitu tidak
ada cairan yang disuntikkan ke jaringan lemak. Fournier menjadi pemimpin
liposuction dan lipoinjection di dunia, mengadaptasikan teknik
tumesen (tumescent technique), dan berkeliling dunia mengajarkan dan
mempopulerkan liposuction.). Di pihak lain, ILLOUZ juga dari Paris, lebih
menyukai teknik basah (wet technique) dengan menggunakan saline hipotonik
dan enzim hyaluronidase yang dianggap berfungsi sebagai “hydrodissecting”:
dengan tujuan mempermudah penyedotan lemak, mengurangi trauma dan perdarahan.
ILLOUZ banyak melakukan publikasi ilmiah ke seluruh dunia.
Di Amerika
Serikat, pada tahun 1977 LAWRENCE FIELD (dermatologis) merupakan dokter Amerika
pertama yang melakukan liposuction setelah belajar pada ILLOUZ dan
FOURNIER. Tahun 1987 JEFFERY KLEIN (dermatologis) melaporkan penemuannya
mengenai teknik anestesi tumesen (tumescent anesthesia). Inovasi ini
melakukan infiltrasi lidokain encer dengan adrenalin sehingga sangat
mengurangi perdarahan dan dapat melakukan liposuction hanya dengan
bius lokal saja. Penemuan ini membuat revolusi liposuction di
dalam setiap bidang spesialisasi. Komplikasi liposuction , terutama
perdarahan menjadi sangat minimal (10). Sebelum penemuan Klein, anggapan
umum dunia medis adalah keharusan transfusi darah bagi pasien yang menjalani
liposuction.
Sejarah
sedotlemak di Indonesia:
Di Indonesia ,
liposuction dilakukan sejak tahun 1980-an, tetapi dengan adanya 1 kasus
kematian, liposuction menjadi menakutkan dan sangat tidak popular.
Bulan November
tahun 1990 ,Perdoski Pusat mengadakan kursus pertama KURSUS BEDAH KULIT NASIONAL
di RSPAD Gatot Subroto dengan pengajar antara lain Dr Lawrence Field, Prof
Marwali Harahap,dr IGAK Rata,dr Sjarif M.Wasitaatmadja, dr Edwin Djuanda (yang
baru mengikuti Kursus Liposuction di Graduate Hospital, Philadelphia). Dalam
kursus tersebut liposuction termasuk dalam salah satu topik yang
diajarkan baik teori maupun praktek. Pada akhir tahun 1980-an/ awal 1990,reaksi
dari dunia medis Indonesia terhadap liposuction umumnya cenderung
melarang dan mencegah agar liposuction tidak dilakukan lagi karena
membahayakan jiwa pasien.
Hal ini tidak
mengherankan, karena dunia medis Indonesia masih belum mendapat informasi dan
belum percaya bahwa liposuction dapat dilakukan dengan bius lokal 100%.
Sekarang tumescent anesthesia dilakukan oleh hampir seluruh dokter
liposuction di seluruh dunia.
Diantara
tahun1990-2000 beberapa kali
Marwali Harahap mendatangkan para ahli bedah kulit
dunia untuk mengajarkan bedah kulit di Solo (Jawa Tengah) dan Jakarta (RS
Persahabatan). Bulan Maret 2000, Pierre Fournier memberikan kursus
liposuction di RS Persahabatan Jakarta. Bulan Maret 2002, kembali Lawrence
Field datang ke Indonesia untuk memberikan kursus liposuction di Cimahi/Bandung,
Padang dan Medan .
DEFINISI:
Liposuction
(bedah sedotlemak): adalah suatu cara menghilangkan lemak tubuh dengan cara
membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan tenaga
vakum (sedot) (2)
INDIKASI
LIPOSUCTION : (1,4)
1.Tujuan utama
adalah body contouring: membuang lemak bagian tubuh yang tidak
diinginkan , sehingga bentuk tubuh secara kosmetis lebih baik.
Liposuction is
easy, lipocontouring (sculpturing) is difficult (Fournier)
2.Pengobatan
kegemukan. Liposuction digunakan untuk mengurangi lemak pada penderita
kegemukan, sehingga mengurangi penyakit-penyakit sistemis akibat kegemukan dan
membuat kualitas hidup penderita menjadi lebih baik.
INDIKASI
nonkosmetik liposuction
(1)
Di rintis dan
di kembangkan oleh para ahli bedahkulit, antara lain untuk terapi lipoma,
angiolipoma, hiperhidrosis aksilaris, mengeluarkan hematoma, lymphedema,dsb
Selain itu
liposuction digunakan juga sebagai terapi anti- kanker dan tumescent
anesthesia dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan obat anti-kanker
(5)
KONTRAINDIKASI
LIPOSUCTION:
1.Pasien dengan
gangguan perdarahan, anemia . Termasuk pasien yang meminum aspirin (asam
asetosalisilat) harus dihentikan 1-2 minggu sebelum pembedahan.
2.Pasien dengan
keadaan umum yang buruk (gangguan jantung, paru, dsb)
KOMPLIKASI:
1.Komplikasi
dari setiap pembedahan:
a.perdarahan
b.infeksi:
necrotizing fasciitis
c.tromboembolisma
2.Komplikasi
dari liposuction:
a.kulit tidak
rata
b.hematoma
c.seroma
d.intravenous
fluid overload (pulmonary edema)
e.toksisitas dari
lidokain
f.perforasi:
hampir tidak pernah terjadi pada pembiusan lokal
g.fat emboli
KEMATIAN PADA
LIPOSUCTION (9)
Kematian dapat
terjadi pada setiap pembedahan, termasuk liposuction. Sebab utama adalah
anesthetic death (terutama bius total) , thromboemboli dan keadaan umum (membuang
terlalu banyak lemak dalam satu saat).
Yang menarik,
angka kematian pasca liposuction pada tahun 1999 di Amerika Serikat
adalah: angka kematian liposuction yang dilakukan para anggota
American Society of Plastic and Reconstructive
Surgeons (ASPRS) adalah 1:5000;
bandingkan dengan angka kematian anggota American Academy of Cosmetic Surgery
(AACS= perkumpulan bedah kosmetik multi disiplin) adalah 1:40.000. Berarti
angka kematian yang dilakukan anggota ASPRS adalah 8 kali lebih besar (8).
Dalam perkembangannya, ASPRS juga menganjurkan anggotanya menggunakan
tumescent anesthesia , sehingga angka kematian pasien menjadi lebih rendah.
KESIMPULAN:
Sedotlemak (liposuction)
dan injeksi lemak (lipoinjection) adalah tindakan kosmetis yang cukup
aman bilamana dokter memahami dengan benar, melakukan dengan teknik aman,
memperhitungkan dosis dan mencegah segala kemungkinan komplikasi yang mungkin
timbul. Hasil liposuction adalah efektif, dengan derajat kepuasan pasien
yang tinggi.
Lipoinjection
merupakan bahan pengisi yang alamiah dan aman, walaupun terkadang harus
dilakukan pengulangan.
Dokter bedahkulit
memberikan peran yang besar dalam evolusi liposuction di dunia.
Kepustakaan:
1.Flynn
TC; Coleman III, WP; Field, LM; Klein, JA; Hanke CW:
History of Liposuction, Dermatologic Surgery 26(6), June 2000:
515-520
2.Djuanda,E.
Liposuction Membentuk Tubuh Dengan Sedot Lemak, Jakarta: Balai Penerbit F.K.U.I.
1996
3.Djuanda,E:
Liposuction surgery in Indonesia:my technique. Int J of Aesth Surg, vol
37 supl. April 2000: 69
4.Fournier P. Liposculpture:
The Syringe Technique. Paris: Arnette Blackwell, 1991:243–8
5.Horn,LCE; Fischer,U; Hockel,M: Occult tumor cells in surgical specimens from cases of early cervical cancer treated by liposuction-assisted nerve-sparing radical hysterectomy International Journal of Gynecological Cancer 11 (2), 159-160
6.Klein AW; Elson ML: The History of Substances for Soft Tissue Augmentation
Dermatologic Surgery 26 (12),Dec 2000: 1096-1105
7.Klein JA. Tumescent Technique, tumescent anesthesia & microcannular liposuction. St Louis: Mosby 2000
8.NEWSLINE American Academy of Cosmetic Surgery vol.14 number 4 July/August 2000.
9.Shiffman
MA. Liposuction Disasaters. 3rd
World Congress of International Congress of Aesthetic Surgery, Tokyo 8-10 April
2000
10.
Klein JA. Tumescent technique for
local anesthesia improves safety in large-volume liposuction. Plast Reconstr
Surg 1993 Nov;92:1085-98;
---oooOooo---
CATATAN :
makalah ini hanya RANGKUMAN DARI MAKALAH YANG LEBIH LENGKAP.Seminar untuk Dokter
diselenggarakan dalam rangka Temu Ilmiah Akbar FKUI, dilakukan oleh Bagian Ilmu
Penyakit Kulit-Kelamin dan Bagian Bedah Plastik FKUI pada 20 April 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar